Assalamualaikum Ikhwah Fillah...kaifa haluk? masih dalam suasana Idul Adha, smoga Allah menerima segala amal ibadah kita semua amiin.
Kali ini kita diskusi soal kuliah sirah nabawi.
Masih ingat ustad Khaldun? ya professor yordania yang dulu sering mengajar di LIPIA ini ternyata sudah jatuh cinta dengan Al-Manar, Subhanallah...mulai pekan ini beliau resmi menjadi dosen tetap kuliah sirah nabawiyah kami. Alhamdulillah. Wawasan kami banyak terbantu oleh pemahaman beliau yang mendalam. Bagi beliau sirah bukan sekedar kisah atau cerita yang bisa kita dengar sekilas, setelah tahu alurnya selesailah sudah. Tidak begitu.
Sirah merupakan jalur paling benar bagi makhluk manusia yang ingin meniti jalan hidupnya di jalan keselamatan dunia akhirat yang diridhai Allah. Sirah adalah sampel aktif tentang potret hidup. Sejarah terus berulang dan sejarah terbaik ya sirah nabawi itu. Barangsiapa yang hapal dan Allah beri pemahaman, sungguh dia telah beruntung.
"Yu'til hikmata man yasaa wa man yu'til hikmata faqod utia khoiron katsiiro, wamaa yadzzakaru illa ulul albaab."
Seperti halnya ustad Khaldun. Menurut kami pemahaman beliau terhadap sirah sangatlah komprehensip. Setiap detil kejadian hampir tak terlewatkan. Dan hikmahnya pun tersampaikan. Kami jadi sangat tertarik, karena yang menyampaikannya pun tertarik dengan sirah, sehingga penyampaiannya menarik dan membuat kami makin penasaran..
Seperti halnya beberapa lalu kita sempat membahas masalah "pengucilan" Ahmad kecil di kampung bani sa'ad. Ada pertanyaan menggelitik, kenapa ibu beliau, Aminah binti Wahhab, kok tega membiarkan anaknya yang masih kecil hidup susah di tempat yang keras dan gersang seperti itu? Apakah dia bukan seorang ibu yang baik? Atau tidakkah dia merasa rindu untuk berdekatan dengan anaknya?
Ikhwah fillah...
Ternyata hikmahnya ini adalah bagian dari skenario Allah, bagaimana Dia mempersiapkan nabi-Nya sedari dini, untuk membina kekuatan rasul ini lahir maupun batin. Pembiasaan hidup perih akan melahirkan generasi kuat dan mandiri. Ini tidak mungkin terjadi bagi mereka yang terbiasa hidup serba ada, serba dilayani, serba enak.
Kita tahu bagaimana rasul mampu bertahan 3 hari tidak makan, bahkan sampai diganjal batu? Tidak lain hasil didikan sejak kecil, melahirkan kekuatan dahsyat. Bagaimana tentang adu gulat? beliau jagonya. Latihan semasa kecil di Bani Sa'ad tidak percuma. Fisik beliau prima, dan stabil.
Jangan bicara soal kemandirian, beliau sejak kecil sudah mandiri, bahkan beliau memberi mahar pernikahannya dengan khadijah 100 ekor unta dari hasil keringatnya sendiri. Semakin dewasa, tumbuh kesabaran mendalam yang tidak kita dapatkan dari manusia lainnya. Masih terkenang peristiwa boikot bani hasyim? atau peristiwa kurang ajar abu jahal terhadap beliau di depan ka'bah? atau peristiwa pembunuhan ketika hijrah? atau ketika minta bantuan ke Thaif?
Begitulah, didikan pertama yang beliau dapatkan pertama kali tentang keperihan adalah kampung Bani Sa'ad. Umur 5 tahun menggembala kambing? Masya Allah....
Pesan Ustad : Didiklah anakmu dengan benar, jangan biarkan ia selalu bergantung kepada orang lain, jadikanlah Allah saja tempat sandaran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar